PT KAM Bantah tudingan, kebocoran limbah mencemari aliran sungai.
BANYUASIN, Rajawalinewstv.com-
Suak tapeh-PT Kasih Agro Mandiri (KAM) sebagai pemilik Pabrik Kepala Sawit (PKS) yang beroperasi di Desa Desa Lubuk Lancang Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin, membantah limbahnya mencemari aliran sungai yang berada di 3 wilayah desa.
Humas PKS PT KAM, Jiman Pasaribu, menegaskan persoalan pencemaran lingkungan yang dituding berasal dari limbah pabrik PT KAM bukan kebocoran limbah melainkan faktor cuaca yang hujan lebat beberapa waktu lalu.
Dirinya menjelaskan, dalam pengelolaan limbah kelapa sawit menjadi perhatian serius oleh managemen perusahaan, terutama ketika dalam proses produksi, limbah dipastikan tidak mengaliri sungai apalagi sampai meluap.
“Tudingan yang disampaikan oleh oknum masyarakat itu tidak benar, di pabrik PT KAM itu ada 13 kolam limbah. Setiap kolam, limbah disaring mulai dari kolam pertama hingga kolam ke 13. Bagaimana mencemari sungai, kalau yang berisi baru sampai kolam ke 7,” terang Jiman.
Untuk sampai ke sungai, menurutnya harus melewati ke 13 kolam yang telah dibuat oleh pabrik PT KAM. Semakin tersaring limbah tersebut, kualitas air pun dipastikan bisa untuk digunakan bahkan ekosistem dapat hidup seperti air pada umumnya.
“Kedalaman tiap kolam itu 6 meter, jarak kolam ke 13 menuju anak sungai itu relatif jauh. Khusus untuk kolam ke 13, itu airnya bisa digunakan seperti air pada umumnya, bahkan, bila sudah berisi air nanti kita coba masukkan ikan, pasti hidup. Lantas, limbah yang mana yang mencemari sungai itu,” beber dia.
Dirinya juga memahami bila ada oknum masyarakat merasa tergangu dengan keberadaan PT KAM di Desa Lubuk Lancang. Meskipun, dalam realita dilapangan tudingan-tudingan yang disudutkan ke pihaknya belum jelas dan usia pabrik dijelaskannya masih tergolong muda.
“Pabrik PT KAM resmi produksi baru 3 bulan lebih, tentu usia yang sangat muda. Tentu masih perlu ada perbaikan disana sini. Pabrik berdiri untuk jangka panjang, bukan dalam waktu singkat. Dalam upaya hadirnya pabrik di Lubuk Lancang ini, kita berharap turut membantu sektor pertanian dimasyarakat khususnya petani sawit,” jelas mantan Kapolsek Pulau Rimau ini.
Berdasarkan verifikasi lapangan bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuasin, dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan bukti dan indikasi kuat atas pencemaran lingkungan yang mencemari sungai desa mulai dari Lubuk Lancang, Desa Biyuku hingga Desa Tanjung Laut.
“Pada Jumat (22/1) kemarin, kita menerima kedatangan tim dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuasin. Secara keseluruhan telah dicek, udara masih terpantau normal, sungai alam juga tidak tercemar, semuanya relatif normal. Kalaupun ada yang harus kita perbaiki, ya sudah pati siap, kan sudah menjadi kewajiban perusahaan,” ungkap nya
Terkait hubungan dengan warga sekitar, pihaknya terus menjalin silaturahmi yang baik, khususnya dengan Desa Lubuk Lancang, Biyuku, Bengkuang dan Desa Durian Daun. “Kita bersyukur, selama perusahaan berdiri, kegiatan sosial ditengah masyarakat PKS PT KAM hadir dan turut serta membantu. Kedepan, perbaikan-perbaikan akan terus kita tingkatkan guna memberi manfaat yang lebih besar ke masyarakat,” tambah dia.
Terpisah, Kepala Desa Lubuk Lancang Kecamatan Suak Tapeh, Rusdi Tamrin mengatakan, limbah yang dihasilkan dari pabrik PT KAM yang diduga mencemari di desanya hanyalah ketakutan oknum masyarakat saja.
“Beberapa hari terakhir ini Lubuk Lancang diguyur hujan cukup lebat, apapun bisa terjadi bila cuaca tidak normal. Secara keseluruhan, pabrik PT KAM terpantau normal,” terang dia.
Senada, Kepala Desa Biyuku Kecamatan Suak Tapeh, Imron Rosadi mengaku tidak melihat adanya limbah yang mencemari anak sungai, terlebih yang mengalir di desanya. “Kemarin, beberapa warga baik dari desa maupun luar desa ramai memancing di sungai Biyuku, terakhir dapat ikan Toman 4,3 Kilo. Harusnya, kalau ada limbah, ikan kan mati,” tutup dia